Dear Para Istri.. Sehabis Amalkan 7 Kiat Ini, Dijamin Rumah Tangga Jauh dari Perselingkuhan
22:39
Redaksi Baca – Semua pasangan tentu
berkeinginan untuk dapat membahagiakan teman hidupnya baik istri atau suami. Terutama
bagi istri yang jadi penenang bagi hati suami, sebagai pelayan dan juga
malaikat untuk buah hatinya.
"Sebaik-baik perempuan (istri) ialah
yang menyenangkan hatimu apabila kamu memandangnya", (HR At Thabrani)
Namun yang
menjadi permasalahan saat ini ialah kasus perselingkuhan yang menjadi momok
setiap rumah tangga, untuk itu tulisan kali ini adalah kiat berharga yang moga
bisa mencegah perselingkuhan pada rumah tangga muslim seperti yang dikutip dari
rumaysho.com.
1- Istri serius mendalami agama.
Allah Ta’ala
berfirman,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28).
Kalau istri
mempelajari agama dengan baik, ia akan menjadi baik, pastinya ia akan mengarahkan
suami untuk semakin takut kepada Allah hingga hatinya tidak selingkuh ke lain
hati.
Dan ingatlah
wanita yang baik pasti mendapatkan laki-laki yang baik,
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ
لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk
laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang
keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nuur:
26)
2- Taat kepada suami selama dalam kebaikan.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ
إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab
beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami
jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga
membuat suami benci.” (HR. An-Nasa’i, no. 3231 dan Ahmad, 2:251. Syaikh
Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Ingatlah,
taat pada suami adalah jalan menuju surga. Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ
شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ
مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat
lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul
menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya,
maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga
melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad, 1:191 dan Ibnu Hibban,
9:471. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih).
3- Menuruti ajakan suami untuk urusan
ranjang.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ
فَأَبَتْ أَنْ تَجِىءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
“Jika seorang pria mengajak istrinya ke
ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya
hingga waktu Shubuh.” (HR. Bukhari, no. 5193 dan Muslim, no. 1436).
4- Suka dandan di hadapan suami tercinta.
Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كُنَّا نِسَاؤُنَا يَخْتَضَبْنَ بِاللَّيْلِ فَإِذَا
أَصْبَحْنَ فَتَحْنَهُ فَتَوَضَّأْنَ وَصَلَّيْنَ ثُمَّ يَخْتَضَبْنَ بَعْدَ الصَّلاَةِ
، فَإِذَا كَانَ عِنْدَ الظُّهْرِ فَتَحْنَهُ فَتَوَضَّأْنَ وَصَلَّيْنَ فَأَحْسَنَّ
خِضَابًا وَلاَ يَمْنَعُ مِنَ الصَّلاَةِ
“Istri-istri kami punya kebiasaan memakai
pewarna kuku di malam hari. Jika tiba waktu Shubuh, pewarna tersebut
dihilangkan, lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat. Setelah shalat Shubuh,
mereka memakai pewarna lagi. Ketika tiba waktu Zhuhur, mereka menghilangkan
pewarna tersebut, lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat. Mereka mewarnai
kuku dengan bagus, namun tidak menghalangi mereka untuk shalat.” (HR.
Ad-Darimi, no. 1093. Syaikh Abu Malik menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih
dalam Shahih Fiqh As-Sunnah li An-Nisa’, hlm. 419).
5- Ridha pada pemberian suami dan memiliki
sifat qana’ah (merasa cukup).
Karena ridha
pada pemberian suami akan membuat seorang istri rajin bersyukur, suami pun
akhirnya ridha padanya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ
تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ
اللَّهِ
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu
(dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada
di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak
meremehkan nikmat Allah kepadamu.” (HR. Muslim, no. 2963).
Ingatlah
bahwa sebab wanita banyak yang masuk neraka karena kurang bersyukur pada
pemberian suami sebagai disebutkan dalam hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ
مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ
اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ
وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ
مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah
sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata
mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita
menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan
kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu
kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada
suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada
salah seorang istri kalian sepanjang waktu, kemudian suatu saat ia melihat
darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata,
‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari, no. 5197
dan Muslim, no. 907).
6- Perbanyak tinggal di rumah demi
keluarga.
Allah Ta’ala
memerintahkan wanita agar banyak menetap di rumah,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ
تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah
kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah
terdahulu.” (QS Al-Ahzab: 33).
Dari
Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا
خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ
إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ
بَيْتِهَا”
“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia
keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat
dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya.” (HR. Ibnu
Khuzaimah, no. 1685. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih).
7- Perlu mengingatkan suami ketika salah.
Allah Ta’ala
berfirman,
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)
Namun
ingatlah karena suami yang dinasihati tentu tetap dengan cara yang halus. Dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ
زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Setiap sikap kelembutan yang ada pada
sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali
akan memperburuknya. (HR. Muslim, no. 2594)
Demikianlah
kita yang dapat dilakukan agar rumah tangga yang kita bina dapat terhindar dari
fitnah orang ketiga...
sumber :
www.wajibbaca.com