Kisah Nyata, Ibunya Pun Menangis Dengar Pemuda Sholeh ini Ucapkan Kalimat yang Mengejutkan Saat Sakaratul Maut !!
22:57
Redaksi Baca - Di dalam sebuah khotbah yang ia sampaikan, Syaikh Muhammad Hassan hafidzahullah pernah membeberkan kisah tentang sebuah cerita yang dialami seorang pemuda di detik terakhir menjelang sakaratul maut yang menjemputnya.
Kisah ini bisa menjadi teladan bagi pemuda jaman sekarang untuk selalu mencintai dan berbakti kepada orangtuanya, terutama kepada Ibu.
Mulanya, sebuah rumah tengah di selimuti kesedihan karena seorang pemuda yang terkenal sholeh dan berbakti kepada ibunya tengah terbaring di atas kasur.
Ia tengah meregang nyawa menjelang kematiannya.
Pemuda tersebut masih pada usia emasnya, belum genap 30 tahun menjalani hidup di dunia.
Dalam suasana haru dan tegang tersebut, tiba-tiba saja pemuda tersebut mengucapkan kata-kata yang sungguh menakjubkan, sungguh sangat menakjubkan.
Keluarga dan tetangga yang mengelilinginya bingung, ada apa dengan pemuda tersebut?
“Tidak. Aku harus izin dulu kepada ibuku,” demikian ucapan pemuda tersebut berulang-ulang.
Di tengah kebingungan antara keluarga dan orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut, salah seorang diantaranya bergegas memanggil Ibu pemuda tersebut.
Ibunya saat itu sedang berada di kamar berbeda karena tak kuasa melihat putra kesayangannya menghadapi sakaratul maut yang amat pedih.
Anak emas yang sangat patuh dan mencintainya tersebut justru terkulai lemah menjelang ajalnya yang semakin dekat.
“Lihatlah anakmu, ia terus-menerus mengucapkan kalimat-kalimat yang aneh !!“, teriak salah satu orang sambil mengajak sang Ibu untuk menuju kamar anaknya.
Tak berpikir lama, sang ibu langsung menghampiri kamar anaknya.
Di dalam kamar, tampak sang pemuda mulai mengeluarkan buliran keringat yang berkilau terkena cahaya lampu bak mutiara.
Buliran keringat di dahi tersebut, menurut Syaikh Muhammad Hassan, adalah sebagian dari tanda-tanda Husnul Khotimahnya seseorang.
Sang Ibu mendekati putra kesayangannya tersebut dan mulai mendengarkan kata-kata yang terus di ulang-ulang oleh buah hatinya tersebut.
“Tidak. Aku harus izin dulu kepada ibuku,” sang pemuda terus mengulang-ulang kalimat tersebut.
Sang Ibu pun mulai memeluk dan membelai anak emasnya tersebut seraya berkata,
“Wahai anaku, ini aku, ibumu.
Wahai anaku, aku ibumu, Nak.
Aku ibumu, anakku.
Dengan siapa kau bicara ?" ujar sang ibu.
Dan dalam waktu yang sempit tersebut, sang pemuda akhirnya bercerita dengan napas yang tersengal-sengal,
“Wahai ibuku, seorang gadis sangat cantik jelita, Ibu.
Belum pernah aku melihat gadis secantik itu.
Ia datang kemari.
Sungguh aku melihatnya persis di hadapanku.
Ia datang melamarku untuk dirinya, Ibu.
Aku bilang kepadanya, tidak.
Aku tidak bisa sampai aku minta izin dulu kepada ibuku.”
Sang ibu menangis sejadi-jadinya, keharuannya memuncak, kerinduannya pada harapan untuk melihat sang buah hati menikah membuatnya semakin larut dalam kesedihan.
Namun sang ibu berusaha tegar dan segera menyadari dengan siapa putranya yang sangat berbakti tersebut sedang berbicara.
“Aku izinkan, anakku.
Sungguh, dia adalah hurriyatun (bidadari) dari surga untukmu
Aku sudah izinkan, Nak,“ demikian tutur sang ibu diiringi uraian air matanya yang begitu deras mengalir.
Tak lama kemudian, sang pemuda sholeh yang patuh tersebut meninggal dunia dalam pelukan sang ibu yang sangat ia sayangi.
Sungguh betapa tinggi derajat pemuda sholeh yang berbakti kepada ibunya tersebut.
Bahkan hingga menjelang ajalnya, istri (dari surga) sampai datang kepadanya membawa kabar gembira.
Padahal sang pemuda belum meninggalkan dunia yang fana ini.
Syaikh Muhammad Hassan kembali mengingatkan kepada kaum muslim untuk tidak terkejut dengan kisah ini.
Tidak perlu heran, karena waktu yang sempit menjelang ajal seperti yang dialami pemuda tersebut adalah kondisi saat seorang seorang mukmin diperlihatkan tempat tinggalnya di surga.
Bahkan akan diperlihatkan pula baginya para Malaikat-Nya dengan mata kepalanya sendiri.
Ia pun akan di abarkan tentang berita gembira (bisyarah).
Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka beristiqomah dengannya, maka para Malaikat akan turun kepadanya seraya berkata : “Janganlah kalian takut”.
Para ulama memiliki penafsiran berbeda terhadap ayat ini.
Ada yang mengatakan Malaikat mengatakan hal tersebut sesaat sebelum ajal seperti kisah pemuda yang berbakti diatas, namun ada pula yang berpendapat tatkala mereka keluar dari alam kubur.
“Janganlah kalian takut dan jangan pula bersedih. Berbahagialah kalian dengan surga yang telah dijanjikan untuk kalian” [Qs.Fushilat : 30]
sumber : palembang.tribunnews.com