-->

Engkau yang Suka Berhutang Namun Pura-Pura Lupa dan Tak Mau Bayar, Coba Perhatikan Ini Sebentar



Redaksi Baca – Sudah lumrah rasanya meminjam sejumlah uang pada teman, saudara atau orang lain guna keperluan hidup sehari-hari atau lain hal. Namun, pernahkah terpikir oleh kita jika orang tempat kita meminjam terkadang juga tidak mempunyai uang, tapi karena alasan merasa kasihan, teman dekat, ataupun lebih membutuhkan iapun rela meminjamkannya.

Bahkan kita tak pernah tahu betapa beratnya masalah hidup dia yang kita pinjami uangnya. Namun dibelakang itu Anda sering mengatakan dia pelit, sombong, padahal dia punya, dia kaya, ini, bilang saja tak mau meminjamkan serta kalimat lainnya ketika jengkel saat tak dapat pinjaman. Itu cuma pikiran burukmu.

Coba bayangkan jika anda dalam pososi yang sama. Ketika ada teman meminjam uang yang begitu penting bagi Anda. Ternyata setelah dipinjami uang ia tak pernah ada kabarnya bahkan setiap kali ditagih karena butuh ia selalu bilang belum ada uang, belum punya duit, pelit, serta kalimat umpatan lainnya.

Tidak sadar diri sekali bukan? Sudah dipinjami namun tak kembali malah berbuat tak terpuji, "Ibarat minta dikasih hati minta jantung".

Anda saja tidak mau diperlakukan demikian mengapa berlaku begitu pada orang lain. Kita tak pernah tahu kondisi orang lain. Bisa jadi ia sulit tapi karena belas kasihan menolong.

Tidak mungkin mereka cerita semua kondisi dalam hidupnya. Sadar dirilah, tak perlu dikejar yang mananya hutang ya dibayar.

Sadarilah kawan, hutang tak hanya merugikan orang lain tapi juga akan merugikan diri Anda sendiri kelak. Ingatlah Agama kita melarang orang yang tak membayar hutang, bahkan sudah dijelaskan hukumnya berat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِىءٌ مِنْ ثَلاَثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنَ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ

“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ

“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi)

Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا

“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih)

Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)

Sebab itulah, lunasilah hutang kita jika kita berhutang, saling tolong-menolonglah dengan teman-teman kita tetapi janganlah pernah untuk lupa membayarnya. Sebab ingatlah jika hutang tak dapat dilunasi cuma dengan istighfar.

Semoga  tulisan ini dapat menyadarkan kita jika pernah melakukan kekeliruan...

sumber : www.wajibbaca.com

Iklan Atas Artikel