Engkau yang Suka Berhutang Namun Pura-Pura Lupa dan Tak Mau Bayar, Coba Perhatikan Ini Sebentar
04:11
Redaksi Baca – Sudah lumrah rasanya meminjam
sejumlah uang pada teman, saudara atau orang lain guna keperluan hidup
sehari-hari atau lain hal. Namun, pernahkah terpikir oleh kita jika orang tempat
kita meminjam terkadang juga tidak mempunyai uang, tapi karena alasan merasa kasihan,
teman dekat, ataupun lebih membutuhkan iapun rela meminjamkannya.
Bahkan kita
tak pernah tahu betapa beratnya masalah hidup dia yang kita pinjami uangnya. Namun
dibelakang itu Anda sering mengatakan dia pelit, sombong, padahal dia punya,
dia kaya, ini, bilang saja tak mau meminjamkan serta kalimat lainnya ketika
jengkel saat tak dapat pinjaman. Itu cuma pikiran burukmu.
Coba bayangkan
jika anda dalam pososi yang sama. Ketika ada teman meminjam uang yang begitu
penting bagi Anda. Ternyata setelah dipinjami uang ia tak pernah ada kabarnya
bahkan setiap kali ditagih karena butuh ia selalu bilang belum ada uang, belum
punya duit, pelit, serta kalimat umpatan lainnya.
Tidak sadar
diri sekali bukan? Sudah dipinjami namun tak kembali malah berbuat tak terpuji,
"Ibarat minta dikasih hati minta jantung".
Anda saja
tidak mau diperlakukan demikian mengapa berlaku begitu pada orang lain. Kita
tak pernah tahu kondisi orang lain. Bisa jadi ia sulit tapi karena belas
kasihan menolong.
Tidak
mungkin mereka cerita semua kondisi dalam hidupnya. Sadar dirilah, tak perlu
dikejar yang mananya hutang ya dibayar.
Sadarilah
kawan, hutang tak hanya merugikan orang lain tapi juga akan merugikan diri Anda
sendiri kelak. Ingatlah Agama kita melarang orang yang tak membayar hutang,
bahkan sudah dijelaskan hukumnya berat.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِىءٌ
مِنْ ثَلاَثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنَ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari
jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan
[3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).
Dari Abu
Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى
يُقْضَى عَنْهُ
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan
hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman Shohih wa Dho’if Sunan At
Tirmidzi)
Dari Shuhaib
Al Khoir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ
أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا
“Siapa saja yang berhutang lalu berniat
tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam
status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan shohih)
Dari
‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
يُغْفَرُ
لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
“Semua dosa orang yang mati syahid akan
diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)
Sebab itulah,
lunasilah hutang kita jika kita berhutang, saling tolong-menolonglah dengan
teman-teman kita tetapi janganlah pernah untuk lupa membayarnya. Sebab ingatlah
jika hutang tak dapat dilunasi cuma dengan istighfar.
Semoga tulisan ini dapat menyadarkan kita jika
pernah melakukan kekeliruan...
sumber :
www.wajibbaca.com