-->

Sering Pulang Malam Tertidur di Sofa!! Saat Istri Terbangun Pukul 4 Ia Syok Sang Suami Tega Lakukan Ini!!


Redaksi Baca - Rumah tangga pondasi awalnya ialah kepercayaan.
Jika tak ada kepercayaan, habislah cinta, sayang apalagi setia.
Kadangkala, apa yang terlihat baik ternyata menyimpan rahasia mengerikan di baliknya.

Pun, apa yang terlihat buruk sering kali malah begitu tulus di baliknya.
Namun, kisah berikut ini yang dilansir dari The Reporter, mengajarkan agar tak terlalu percaya bahkan dengan saudara sendiri.
Seperti yang dialami oleh seorang istri di Malaysia ini.

Ia tak menyangka suaminya tega mengkhianatinya.
Si istri awalnya kenal dengan suaminya dari Facebook.
Setelah berteman selama 7 bulan di dunia maya, akhirnya mereka menikah.

Berikut kisahnya.
Selama 3 tahun menikah, kami dikaruniai seorang anak perempuan.
Oh ya, saya ingin cerita tentang ibu mertua yang menikah dengan seorang duda 5 anak tahun lalu.
Duda atau ayah tiri suami saya memiliki anak perempuan yang usia dibawah suami.
Sementara ibu mertua saya, membawa dua anak satu laki-laki suami saya dan satu perempuan.

Setelah menikah kami tinggal bersama yang artinya saya dan suami, mertua dan suaminya dan dua orang adik suami kandung juga adik tiri.
3 tahun menikah awalnya kehidupan rumah tangga kami baik-baik saja.
Suami memang terlihat begitu akrab dengan adik-adiknya.
Saya suka melihat itu, ternyata suami orang yang penyayang dan peduli dengan keluarga.

Hingga akhirnya, kini saya merasa ada yang aneh dengan sikap suami.
Ia sering kali pulang kerja malam hari, sekitar pukul 10 hingga 11 malam.
Tapi setiap kali pulang malam, suami tak berani membuka kamar dan memilih tidur di sofa.
Sebagai istri saya merasa tak enak hati, tapi saya juga bangga rupanya suami saya benar-benar mencintai saya dengan tak mau mengganggu tidur.

Kejadian ini sering kali berulang.
Pernah suatu malam, suami tak pulang semalaman.
Saya khawatir ada apa-apa dijalan dan saya coba mencarinya. Saya telpon tak ada jawaban, saya sms juga tak dibalas.
Suatu waktu, saya beranikan diri keluar mencari suami yang tak pulang.

Saya menelpon teman-temannya. Mereka bilang suami saya sudah pulang.
Benar saja, akhirnya saya menemukan dia sedang menemani adik tirinya yang kebetulan berada di luar rumah.
Suami beralasan handphonenya habis batre dan ia terpaksa menemani adik tirinya karena itu merupakan acara pesta usai wisuda.
Saya percaya dan kehidupan kami berjalan normal kembali.

Tapi suatu waktu, pukul 4 dini hari saya terbangun dan saya lihat suami tak ada ditempat tidur.
Pikir saya ia pasti tidur di sofa.
Kebetulan anak saya terbangun dan saya gendong ia keluar untuk melihat suami.
Tapi tak disangka di sofa tak ada suami, saya lihat garasi ada mobilnya terparkir.
Saya coba menelpon handphonenya dan ada suara sayup-sayup terdengar dari dalam kamar.
Dan kamar itu adalah kamar adik tiri suami saya.
Mau pecah kepala saya.

Saya kembali keluar dan kebetulan ibu mertua saya bangun dan mencoba membantu.
Saya masuk rumah itu dan melihat sepatu dia dan kamar dalam keadaan terkunci
Setelah diketuk pintu kamar tapi tak ada yang menjawab tapi ada suara kipas angin.
Tak lama kemudian terdengar ada orang terjun dari balkon, tapi pintu kamar masih tertutup.
Ibu mertua datang dan kami sama-sama menendang pintu kamar tersebut.

Saya sangat terkejut sebab adik tiri suami saya berada dalam kamar itu.
Waktu menendang pintu kamar, ibu mertua memanggil nama anak tirinya sebab dia sendiri curiga putranya ada hubungan dengan putri suaminya itu.
Selama ini, rupanya adik ipar saya tahu suami saya selingkuh dengan saudara tirinya, tapi dia tak pernah bicara karena takut merusak hubungan.

Dia bilang selama ini memang mereka dekat tapi tak sangka sampai seperti itu.
Setelah melihat kenyataan itu, suami menangis dan mengaku bersalah.
Ia bersujud-sujud mengatakan ia khilaf dengan adik tirinya.
Tapi hati saya begitu marah. Wanita mana tak hancur menerima kenyataan ini.
Suami tidur hanya beda kamar dan tidur dengan adik tiri sendiri.

Sementara saya, tidur sendirian menunggunya pulang kerja.
Adik tiri saya pun ikut menangis dan meminta ampun.
Ibu mertua ikut marah, dan saya langsung meminta cerai dari suami.
Bahkan, karena itu suami diminta pergi dari rumah dari ibunya yang juga merasa kecewa.

Keluarganya pun juga langsung tak mau tahu.
Saya pergi dan mengatakan, jangan menyesal suatu hari nanti anak tak mengenalmu lagi.
Sekarang kamu senang-senang, tak apa, Allah Maha Adil.
Untuk para pembaca, terima kasih mengizinkan saya berbagi kisah ini. Sekarang saya merasa lebih tenteram. Saya sudah semakin kuat. Alhamdulillah, life must goes on.

sumber : palembang.tribunnews.com

Iklan Atas Artikel