Tampak Biasa Saja, Ternyata Orang Seperti Inilah yang Dijamin Masuk Surga oleh Rasulullah
21:53
Redaksi Baca – Jadi pertanyaan dalam
benak kita semua siapakah sebenarnya orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW
dan apa saja amalan yang telah dilakukannya? Bisa saja yang disebutkan oleh Rasulullah
salah satunya ialah diri kita sendiri.
Untuk lebih
jelasnya, simak ciri-cirinya berikut ini, dituturkan oleh Anas bin Malik
radhiallahu ‘anhu:
“Kami sedang
duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliapun berkata :
“Akan muncul kepada kalian sekarang seorang penduduk surga”. Maka munculah
seseorang dari kaum Anshoor, jenggotnya masih basah terkena air wudhu, sambil
menggantungkan kedua sendalnya di tangan kirinya.
Tatkala
keesokan hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan perkataan yang
sama, dan munculah orang itu lagi dengan kondisi yang sama seperti kemarin.
Tatkala
keesokan harinya lagi (hari yang ketiga) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga mengucapkan perkataan yang sama dan muncul juga orang tersebut dengan
kondisi yang sama pula.
Tatkala Nabi
berdiri (pergi) maka Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Aash mengikuti orang tersebut
lalu berkata kepadanya : “Aku bermasalah dengan ayahku dan aku bersumpah untuk
tidak masuk ke rumahnya selama tiga hari. Jika menurutmu aku boleh menginap di
rumahmu selama tiga hari?.
Maka orang
tersebut berkata, “Silahkan”.
Anas bin
Malik melanjutkan tuturan kisahnya :
“Abdullah
bin ‘Amr bin al-‘Aaash bercerita bahwasanya iapun menginap bersama orang
tersebut selama tiga malam.
Namun ia
sama sekali tidak melihat orang tersebut mengerjakan sholat malam, hanya saja
jika ia terjaga di malam hari dan berbolak-balik di tempat tidur maka iapun
berdzikir kepada Allah dan bertakbir, hingga akhirnya ia bangun untuk sholat
subuh.
Abdullah
bertutur : “Hanya saja aku tidak pernah mendengarnya berucap kecuali kebaikan.
Dan tatkala berlalu tiga hari dan hampir saja aku meremehkan amalannya. Maka
akupun berkata kepadanya : Wahai hamba Allah (fulan), sesungguhnya tidak ada
permasalahan antara aku dan ayahku, apalagi boikot.
Akan tetapi
aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata sebanyak tiga
kali : Akan muncul sekarang kepada
kalian seorang penduduk surga”, lantas engkaulah yang muncul.
Maka akupun
ingin menginap bersamamu untuk melihat apa sih amalanmu untuk aku contohi,
namun aku tidak melihatmu banyak beramal.
Maka apakah
yang telah menyampaikan engkau sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam?”.
Orang itu
berkata : “Tidak ada kecuali amalanku yang kau lihat”.
Abdullah
bertutur : “Tatkala aku berpaling pergi maka iapun memanggilku dan berkata :
Amalanku hanyalah yang engkau lihat, hanya saja aku tidak menemukan perasaan
dengki (jengkel) dalam hatiku kepada seorang muslim pun dan aku tidak pernah
hasad kepada seorangpun atas kebaikan
yang Allah berikan kepadanya”.
Abdullah
berkata, “Inilah amalan yang mengantarkan engkau (menjadi penduduk surge-pen),
dan inilah yang tidak kami mampui” (HR Ahmad 20/124 no 12697, dengan sanad yang
shahih).
Perhatikanlah
hadits yang sangat agung ini, betapa tinggi nilai amalan hati di sisi Allah. Sahabat
tersebut sampai dinyatakan sebagai penduduk surga oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam sebanyak tiga kali selama tiga hari berturut-turut.
Padahal
amalan hati yang ia lakukan yaitu tidak dengki dan hasad bukanlah amalan hati
yang paling mulia, karena masih banyak amalan hati yang lebih mulia lagi
seperti ikhlas, tawakkal, sabar, berhusnudzon kepada Allah, dan lain-lain.
Namun
demikian telah menjadikan sahabat ini menjadi penduduk surga. Padahal amalan
dzohirnya sedikit, sahabat ini tidak rajin berpuasa sunnah dan tidak rajin
sholat malam, akan tetapi yang menjadikannya muli adalah amalan hatinya.
Hadits ini
juga menunjukan bahwa amalan hati jauh lebih berat daripada amalan dzohir. Semua
orang bisa saja puasa, semua orang bisa saja bangun sholat malam, semua orang
bisa saja sholat sesuai sunnah Nabi, semua orang bisa saja berpakaian
sebagaimana yang disunnahkan oleh Nabi. Akan tetapi dihatinya masih menyimpan perasaan hasad dan
dengki.
Ibnu
Taimiyyah rahimahullah berkata :
فَإِنَّ الْأَعْمَالَ تَتَفَاضَلُ بِتَفَاضُلِ
مَا في الْقُلُوْبِ مِنَ الإِيْمَانِ وَالْإِخْلاَصِ، وَإِنَّ الرَّجُلَيْنِ لَيَكُوْنَ
مَقَامُهُمَا فِي الصَّفِّ وَاحِدًا وَبَيْنَ صَلاَتَيْهِمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاء
وَالْأَرْضِ
“Sesungguhnya amalan-amalan berbeda-beda
tingkatannya sesuai dengan perbedaan tingkatan keimanan dan keikhlasan yang
terdapat di hati. Dan sungguh ada dua orang yang berada di satu shaf sholat
akan tetapi perbedaan nilai sholat mereka berdua sejauh antara langit dan bumi”
(Minhaajus sunnah 6/136-137)
Beliau juga
berkata,
أَنَّ الْأَعْمَالَ
الظَّاهِرَةَ يَعْظُمُ قَدْرُهَا وَيَصْغُرُ قَدْرُهَا بمَا في الْقُلُوْبِ، وَمَا
فِي الْقُلُوْبِ يَتَفَاضَلُ لاَ يَعْرِفُ مَقَادِيْرَ مَا فِي الْقُلُوْبِ مِنَ الْإِيْمَانِ
إِلاَّ اللهُ
“Sesungguhnya amalan-amalan lahiriah
(dzohir) nilainya menjadi besar atau menjadi kecil sesuai dengan apa yang ada
di hati, dan apa yang ada di hati bertingkat-tingkat. Tidak ada yang tahu
tingkatan-tingkatan keimanan dalam hati-hati manusia kecuali Allah” (Minhaajus
Sunnah 6/137).
Sucikan hati
dan bersihkan diri, semoga bisa jadi renungan bagi kita dan memberi inspirasi
untuk menjadi insan yang lebih baik..
sumber :
www.wajibbaca.com