-->

Sang Ayah Minta Terus Dikirimi Tiap Bulan Padahal Uang Pensiun Ada!! Wanita ini Langsung Menangis Saat Tahu Kalau..


Redaksi Baca - Belum lama ini seorang netizen menceritakan sebuah kisah yang sangat mengharukan.
Kisah ini tentang uang pensiun milik ayah mertuanya yang justru digunakan untuk membantu orang lain.

Dilansir dari beauties.life, ketika sang ayah meninggal dunia, snag anak beserta menantunya tersebut bahkan, terus mendonasikan uang agar bisa membantu meringankan beban dari siswa miskin di desa tempat mereka tinggal.

Netizen tersebut menceritakan kalau menurut cerita dari sahabat suaminya, pria yang dinikahinya itu adalah seorang pemuda yang sebenarnya datang dari sebuah desa.
Ibu sang suami ternyata sudah meninggal dunia ketika ia masih kecil.
Sejak saat itulah ia dibesarkan seorang diri oleh ayahnya dengan penuh kasih sayang.

Demi membiayai sang anak, ayahnya bekerja sebagai guru di desa tersebut.
Namun karena gajinya sangat kecil, ia dan putranya harus bertahan hidup dalam kemiskinan.
Bahkan saat sang anak sudah kuliah, uang untuk pendidikannya didapat sang ayah dari berhutang kesana-kemari.

Ketika sudah lulus, pria ini pun memutuskan untuk bekerja di kota.
Tak lama, ia pun bertemu dengan wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya.
Bahkan saat menikah, semua biaya yang dipakai berasal dari hasil keringat sang suami sendiri.
Perlahan tapi pasti, keduanya berhasil mengumpulkan uang yang akhirnya mereka pakai untuk mengontrak sebuah rumah di kota.
Karena memiliki gaji yang cukup banyak, ia dan sang suami pun hidup dengan kondisi yang berkecukupan.

Beberapa tahun kemudian, sang ayah yang masih ada di desa memutuskan untuk pensiun dari pekerjaannya sebagai guru.
Mendengar ini sang anak berniat untuk membawa ayahnya agar bias tinggal di kota bersama mereka.
Akan tetapi, ayahnya justru bersikeras untuk tetap tinggla di desa.

Suasana di desa lebih disukainya daripada harus hidup di kota yang membuatnya tidak terbiasa.
Meski begitu, ternyata sang ayah sempat meminta sesuatu kepada putranya.
Sang ayah ingin agar putranya mengirim uang sebesar 600 yuan (Sekitar Rp. 1.1 juta) setiap bulan kepadanya.

Mendengar permintaan mertuanya, sang menantu sempat merasa heran.
Ia berpikir kalau sang mertua sekarang sudah pensiun dan setiap bulan akan mendapat uang pensiun sebesar 2.000 yuan (Sekitar 3.9 juta).

Apa uang tersebut masih kurang?
Sedangkan hidup desa tak memakan biaya yang melebihi uang pensiunnya.
Kenapa sang mertua masih ingin anaknya mengiriminya uang?
Suatu hari, ia dan sang suami berniat mengirim makanan dan beberapa bahan keperluan untuk sang ayah.

Mereka berpikir kalau itu lebih berguna daripada uang yang bisa saja akan dipakai untuk hal yang aneh-aneh.
Tapi sang ayah nyatanya menolak dan masih ingin dikirimkan uang.
Mendengar ini, ia dan suami pun akhirnya menuruti permintaannya.
Ketika pulang ke desa untuk menjenguk sang ayah, mereka malah merasa heran kenapa di rumahnya masih diisi dengan barang-barang lama.

Keduanya mengira mungkin sang ayah menyembunyikan semua barang-barang baru yang bisa saja dibeli dari uangnya.
Sering terlihat sehat dan masih sering diperhatikan tetangga dan kerabat di desa, keduanya kaget bukan kepalang mengetahui sang ayah tiba-tiba mengalami pendarahan otak.

Nyawanya tak bisa diselamatkan saat akan dibawa ke rumah sakit yang ada di kota.
Sang ayah dinyatakan meninggal pada usia 76 tahun.
Ketika pemakaman, keduanya heran karena pemakaman sang ayah tak hanya didatangi kerabat dan tetangga.
Keduanya melihat banyak orang-orang asing dan tak mereka kenal justru ikut hadir di acara pemakaman tersebut.
Tapi hal ini tak terlalu mereka hiraukan pada saat itu

Saat hendak membereskan barang-barang peninggalan sang ayah, keduanya justru menemukan sebuah buku catatan.
Buku ini ternyata berisi rincian pengeluaran uang milik mendiang ayah mereka.
Karena penasaran kemana semua uang yang sudah mereka kirimkan, keduanya pun memeriksa catatan tersebut dengan seksama.

Memang ada beberapa tulisan mengenai pengeluaran yang ditujukan untuk keperluan keluarga.
Tapi saat membuka halaman berikutnya, mereka kaget saat tahu kalau hampir sebagian besar uang sang ayah justru dipakai untuk membeli peralatan sekolah di desa tersebut.
Bahkan, beberapa murid berprestasi juga diberi uang sebagai bentuk penghargaan atau beasiswa.

Saat itulah keduanya baru tahu kalau sang ayah semasa hidup adalah sosok yang sangat luara biasa.
Mereka baru tahu kenapa semua keluarga dan orang-orang di desa begitu menghormati sang ayah.
Hal itu pun terbukti dengan banyaknya orang yang hadi di pemakamannya.
Air mata pun menetes di pipi sang suami ketika mengetahui smeua kebaikan sang ayah saat masih hidup.

Memang sejak kecil ayahnya slealu mengajarinya agar jadi anak yang tahu balas budi.
Jika suatu saat ia sukses, sang ayah ingin agar anaknya tak lupa dengan semua orang yang sudah pernah membantunya sebelum sukses.
Hal ini membuat anaknya dan sang istri akhirnya memutuskan menyumbangkan uang setiap bulan agar bisa digunakan oleh sekolah di desa tersebut.

Sang anak berharap agar ayahnya bisa beristirahat dengan tenang karena kini perjuangan sang ayah sudah diteruskannya
Ia berharap ayahnya bisa beristirahat dengan tenang setelah keinginannya dilanjutkan oleh putranya.
Sang menantu juga merasa sangat bangga dengan mendiang mertuanya yang ternyata adalah orang yang sangat baik namun sederhana.

sumber : palembang.tribunnews.com

Iklan Atas Artikel