Mati-matian Kerja Jadi Buruh demi Adiknya!! Namun Saat Mendengar Kabar ini Hatinya...
23:46
Redaksi Baca - Rasa cemburu dan iri mungkin hinggap di hati anda jika mendengar kalau anda akan memiliki seorang adik.
Anda mungkin merasa orangtua tak akan lagi menyayangi anda dan lebih memilih memperhatikan si adik.
Meski begitu, seiring berjalannya waktu, rasa sayang pun akan tumbuh di hati anda sebagai seorang kakak.
Seorang akak tentu akan berusaha melindungi serta menjaga adiknya.
Bahkan seorang kakak juga rela bekerja keras untuk menghidup adiknya bila kedua orangtuanya sudah tak mampu lagi bekerja, atau bahkan sudah tiada.
Hal ini menjadi bentuk tanggung jawab serta cinta kasih seorang kakak kepada adiknya.
---
Hal ini pula yang dilakukan seorang kakak asal China.
Bahkan, remaja berusia 19 tahun ini tak mampu membendung air matanya ketika mendengar sebuah kabar.
Ia tak percaya kalau ternyata ada banyak orang yang sudah memberikan bantuan agar pengobatan adiknya bisa dilunasi.
Hal ini pun terjadi karena kisahnya menjadi viral setelah dibagikan oleh beberapa netizen dan situs di China.
---
Dilansir dari Hupu, kisah remaja bernama Ma ini bermula ketika ia harus menjalankan tanggung jawab merawat sang adik.
Masih berstatus pelajar di salah satu sekolah, Ma ternyata lahir dalam keluarga yang terjerat kemiskinan.
Ia tinggal di sebuah desa miskin yang berlokasi di Provinsi Hubei, China.
Kondisi keluarganya semakin parah ketika mereka mengethaui kalau adiknya yang masih bayi dan baru berusia 3 tahun didiagnosa menderita leukimia.
Walau kondisi keuangan keluarganya tidak mencukupi, Ma tak ingin menyerah dengan keadaan.
Sejak saat itu, Ma terus belajar dengan giat agar kelak bisa menjadi seorang dokter.
Seorang dokter yang bisa menyembuhkan penyakit yang diidap adiknya yang sangat ia sayangi.
"Aku harus masuk ke sekolah medis.
Karena dengan cara itulah aku punya kesempatan menyembuhkan adikku," ujar Ma kepada awak media.
Bahkan, Ma terus belajar dengan sungguh-sungguh menjelang ujian akhirnya di skeolah.
Bahkan, Ma berhasil menyelesaikan ujiannya dengan total nilai yang sangat baik, yakni 456.
---
Satu hari setelah ujian, Ma pergi kesbuah lahan konstruksi.
Ma ternyata ingin bekerja disana sebagai seorang pekerja konstruksi.
Sebelumnya, kedua orangtuanya juga sudah pergi bekerja ke kota lain
Sementar asang nenek yang berusia 80 tahun tinggal di rumah untuk merawat adiknya yang masih sakit.
---
Ma sudah memantapkan hatinya dan memutuskan untuk melakukan apa saja agar bisa mengumpulkan untuk biaya berobat sang adik.
Selama menjadi buruh disana, Ma sering melakukan berbagai pekerjaan berat.
Seperti mengangkat batu bata dan mengumpulkan pasir.
Bahkan, semua pekerjaan berat di tempat itu rela ia lakukan meski gajinya hanya sebesar 100 yuan (Sekitar Rp 203 ribu) dalam satu hari.
---
Kisah perjuangan Ma pun sampai ke telinga media setempat.
Kisahnya pun diangkat dan dengan cepat langsun gmenjadi viral di China.
Bahkan, dalam waktu satu hari saja sejak ceritanya dimuat di koran dan media sosial, sudah terkumpul dana sebanyak kurang lebih 600.000 Yuan (Sekitar Rp 1.2 Miliar).
Bahkan, jumlah ini cukup untuk membayar semua biaya proses transplantasi sumsum tulang belakang yang dibutuhkan adiknya
Dana ini ternyata berasal dari donasi para dermawan yang tersentuh dengan kisahnya dan berniat untuk membantu mengurangi bebannya.
---
Mengetahui kabar ini, Ma yang saat itu sedang bekerja tak kuasa menahan air matanya.
Ia merasa bahagia sekaligus terharu dengan semua kebaikan yang sudah ia terima.
"Akhirnya, adik kecilku bisa diselamatkan," ucap Ma sambil menangis.
Rasa lelah, cucuran keringat, serta semua kerja kerasnya selama ini sekarang sudah berbuah manis.
Sang adik yang sangat ia cintai akhirnya bisa menjalani operasi untuk menyembuhkan penyakitnya.
Meski masih bayi, ketika nanti sudah besar, sang adik tentu akan merasa sangat bangga saat tahu kalau kakaknya sudah berjuang mati-matian demi dirinya seorang.
sumber : palembang.tribunnews.com