-->

Ia Menolong Seorang Pengemis di Jalanan!! Tak Disangka Setelah Membersihkan Wajahnya, Ternyata...


Redaksi Baca - Ini sebuah kisah yang terjadi di luar negeri, adapun nama tokoh dalam cerita ini adalah You Haiqing, seorang wanita lajang dan pelukis berusia 32 tahun.
Telah lebih dari 20 tahun menetap di luar negeri dan belum menikah sampai sekarang.
23 tahun yang lalu, You Haiqing ikut orang tuanya beremigrasi dari Shanghai ke Los Angeles, Amerika Serikat.

Tiga tahun kemudian, orang tuanya bercerai, You Haiqing lalu ikut ibunya pindah ke San Francisco, dan setelah ibunya menikah lagi, kondisi ekonomi keluarga yang baru relatif lebih baik,
You Haiqing pun tumbuh bahagia bersama keluarga baru.
Belakangan You Haiqing lulus dari Art Center College of Design, dan menjadi seorang pelukis fashion.

Setelah ayah kandungnya bercerai, hidupnya menjadi tidak menentu dan sulit.
Meskipun sang ayah awalnya pernah menemuinya beberapa kali, tapi, sejak You Haiqing menempuh pendidikan di SMA, ayah kandungnya tidak pernah muncul lagi.
Dan sejak itu juga tidak terdengar lagi kabar mengenai ayah kandungnya.
Setelah You Haiqing tumbuh dewasa, perlahan-lahan namanya pun mulai dikenal di negeri barat berkat gambar fashion yang dikuasainya.

Dalam satu tahun itu, setengah tahun ia bekerja dan setengah tahunnya digunakan untuk rekreasi, hari hari yang dinikmatinya pun benar-benar terasa bebas, santai dan nyaman.
Musim panas tahun lalu, You Haiqing kembali ke tempat yang pernah ditinggalinya semasa kecil, Los Angeles.
Ia tinggal di ruang berpandangan laut, berjalan santai di pantai, ingin mengejar beberapa kenangan masa kecilnya.

Samar-samar masih terbayang dalam benaknya semasa kecil dulu, ketika ia ikut ayah-ibunya ke Amerika Serikat, pertama yang dilihatnya adalah kota terbesar di bagian barat Amerika Serkat, Los Angeles.
Dan dalam sekejap mata, tak terasa 20 tahun pun telah berlalu, masa lalu yang penuh kenangan, sehingga timbul gejolak rindu, hampir 10 tahun sudah ia tak pernah bertemu lagi dengan ayah kandungnya, entah bagaimana keadaaanya sekarang, apakah baik-baik saja.

Tujuan kedatangannya ke kota ini memang sengaja ingin mencari ayah kandungnya, ia ingin bercerita banyak pada ayahnya.
Suatu hari, ketika You Haiqing sedang berjalan santai di garis sempadan pantai, ia melihat ada sesosok orang tua memungut sesuatu di pinggir jalan, sosoknya tidak tinggi, rambutnya kusut dan mukanya kotor, jalannya juga bergetar.

You Haiqing merasa familiar dengan bayangan belakang sosok pengemis itu, tapi ia tak ingat dimana pernah melihat bayangan seperti itu.
Tiba-tiba pengemis tua itu jatuh ke atas tanah, You Haiqing bergegas menghampiri, memegang dan membantu orang tua itu berdiri.
Wajah orang tua itu tampak kotor, tidak bisa melihat dengan jelas raut wajahnya, You Haiqing memberikan susu dan roti yang dibawanya kepada orang tua yang tampak lesu itu.

Orang tua bergoyang ke sana kemari, tidak melihat sesuatu yang ada ditangannya, setelah diamati sejenak, You Haiqing baru sadar orang tua itu mengalami gangguan mental.
Pengemis tua itu adalah orang Tiongkok, tetapi keadaannya sangat memprihatinkan.
You Haiqing kemudian membantunya, membawanya ke wastafel, dan membantu membersihkan kotoran di wajahnya.

Tak lama kemudian, ia pun melihat seraut wajah yang sudah sekian lama tak pernah dilihatnya, seraut wajah yang pernah memberinya keceriaan semasa kanak-kanak, senyum yang kerap dilihatnya dalam berbagai kenangan manis yang pernah dilaluinya semasa kecil dulu.
Pemulung itu adalah ayah kandungnya sendiri!
You Haiqing memandangi ayahnya yang merana, sekujur badan You Haiqing gemetar.

Tak berani percaya dengan pandangan matanya, sepasang tangannya menutupi wajahnya, dan akhirnya ia pun menangis pilu.
You Haiqing terbayang dengan suasana kanak-kanaknya saat dibawa ayahnya ke kebun binatang, ia teringat pemandangan bersepeda bersama ayahnya semasa kecil saat jalan-jalan di pasar dan beli lollipop, serta jalan-jalan yang licin karena hujan, sang ayah memeluknya melindunginya dari terpaan angin dan hujan.

Semua itu, seolah-olah baru terjadi kemarin.
Sosok ayah seperti pohon besar yang pernah melindunginya dulu, tak disangka sekarang tampak begitu lusuh dan menemui nasib seperti ini.
You Haiqing pun menangis sedih dan haru, sedih karena melihat nasib ayahnya, dan haru karena menemukan kembali ayah kandung yang sangat dirindukannya.
“Ayah, ini aku You Haiqing, apa ayah masih ingat ? Aku Haiqing, yang pernah memanja pada ayah, Haiqing yang pernah ayah bawa ke kebun binatang! Bahkan ayah yang memberi nama Haiqing, ayah bilang Hai Qing harus jernih dan biru seperti laut, harus berhasil setelah kelak dewasa. Sekarang Hai Qing sudah dewasa dan berhasil meraih impian seperti yang ayah harapkan, tapi ayah sekarang sudah senja. Ayah, mari kita pulang, biar Hai Qing yang merawat ayah, dan mulai sekarang kita tidak akan berpisah lagi,” katanya.

Sang ayah hanya tertawa sendiri terkekeh-kekeh tanpa melihat Hai Qing.
Hati You Haiqing pedih bak disayat sembilu melihat ayahnya, tak lama kemudian ia segera memanggil taksi, membawa ayahnya ke ruang berpandangan laut.
Ia menyuruh seseorang untuk memandikan dan memotong rambut ayahnya. Sementara Hai Qing bergegas ke mal membelikan pakaian baru untuk ayahnya, ia menemani ayahnya tinggal beberapa hari di ruang berpandangan laut.

Setelah itu, ia menghubungi dokter terbaik di seluruh Los Angeles untuk melihat kondisi penyakit ayahnya, dan hasil diagnosis dokter mengatakan, ayahnya menderita Schizoaffective disorder (Salah satu penyakit gangguan jiwa), baru bisa diringankan secara bertahap dengan obat-obatan.
Selain itu juga harus ditemani dan dirawat anggota keluarga dengan telaten, misalnya menemaninya bicara setiap hari, jalan-jalan santai, berikan kehangatan keluarga, pasti akan lebih berefek pada kesembuhannya.

Demi secepat mungkin menyembuhkan sakit ayahnya, You Haiqing memutuskan tidak akan kemana-mana dalam beberapa tahun, dan ia akan menetap di Los Angeles, menyembuhkan ayahnya, seperti ketika sang ayah membawanya semasa kecilnya dulu.
Ia akan membawa ayahnya jalan-jalan, melihat lautan biru, berbicara dari hati ke hati dengan ayahnya dan membawanya ke tempat yang ingin dikunjunginya, mewujudkan harapannya yang belum pernah diwujudkan dalam hidupnya.

Setelah fajar, You Haiqing memapah ayahnya duduk di atas kursi roda, membawanya jalan-jalan ke pesisir  pantai.
Saat itu mentari merah perlahan-lahan muncul dari ufuk timur, menyinari permukaan laut diiringi dengan seberkas cahaya keemasan.
Ayah Haiqing memandangi laut, tiba-tiba ia mengangkat tangan kanannya menunjuk ke laut sambil mengatakan, “laut, laut, cahaya, cahaya, cahaya Shanghai, cahaya Shanghai.”

Diringi oleh terpaan angin laut, You Haiqing memandang permukaan laut yang bergelombang dan berkilauan, kemudian berkata kepada ayahnya sambil menundukkan kepalanya, “Ayah, itu bukan cahaya Shanghai, itu adalah cahaya matahari.
Tapi, laut yang jauh disana itu adalah negeri Tiongkok, kampung halaman ayah, kalau ayah mau pulang, Haiqing akan membawa ayah pulang.”

Ayah sepertinya paham dengan maksud You Haiqing, putrinya, kemudian mengangkat dan mengayun-ayunkan tangannya sambil berkata dengan seraut senyum di wajahnya : “Kampung halaman, kampung halaman.” Ayahnya pasti sangat merindukan kampung halamannya, dan tak tahan tangis You Haiqing pun pecah seketika begitu mengingat Tiongkok, negeri leluhurnya.

sumber : palembang.tribunnews.com

Iklan Atas Artikel