-->

Merinding!! Terkena Sihir, Sebelum Meninggal Gadis Ini Kaget Waktu Baca 'Catatan' Teman Sekamarnya !!


Redaksi Baca - Mungkin ada diantara kamu yang pernah mengalami sendiri kejadian aneh atau terasa begitu janggal pada diri Anda, anak, istri atau pun suami Anda. Tak menutup kemungkinan jika Anda sedang terkena sihir, guna-guna ataupun santet

Sihir adalah ikatan-ikatan, jampi-jampi, perkataan yang dilontarkan secara lisan maupun tulisan, atau melakukan sesuatu yang mempengaruhi badan, hati atau akal orang yang terkena sihir tanpa berinteraksi langsung dengannya.

Sihir ini mempunyai hakikat, diantaranya ada yang bisa mematikan, membuat sakit, membuat seorang suami tidak dapat mencampuri istrinya atau memisahkan pasangan suami istri.
Atau membuat salah satu pihak membenci lainnya atau membuat kedua belah pihak saling mencintainya.

Santet atau guna-guna ini bisa ada karena adanya kerjasama antara setan, jin dan manusia.
Orang orang yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu keinginannya dan condong pada sifat iri dengki seringkali terjerumus dalam pengaruh sihir atau santet tersebut.

Sepertihalnya yang dialami mahasiswi ini yang tidak menduga kehidupannya akan berubah telah terkena guna-guna. Ringkasnya, silakan baca kisahnya di bawah ini seperti dilansir dari fanspage 'IIUM Confessions - BM'

"Salam, saya seorang pria, praktisi pengobatan Islam.
Saya hanya ingin berbagi tentang apa yang terjadi pada teman tempat belajar saya dulu.
Nama teman wanita saya ini sengaja disamarkan, tapi sebut saja ia adalah Imah.

Imah seorang siswa yang pandai dan rajin.
Semua dosen suka dengan Imah ini.
Badan Imah ini sedikit gempal tetapi gempal tidak membuktikan otaknya juga gempal, karena setiap semester dia selalu mendapat nilai yang baik.

Semester 1 sampai semester 4, Imah berada di peringkat yang masuk ke dalam top student.
Selesai semester 4, semua pulang liburan semester.
Kemudian saat berakhirnya libur semester 4, semua balik ke kampus.
Setelah dua minggu sesi pelajaran dan pembelajaran (PnP) dimulai, Imah masih tidak terlihat.

Saya menyangka Imah mungkin izin libur lebih lama.
Sampai satu hari itu, Imah masuk ke kelas namun kondisinya sangat berbeda.
Imah terlihat kurus dan tirus. Namun senyumannya masih saya kenal.

Dan di waktu itu saya rasa seperti ada sesuatu hal yang tidak wajar padanya.
Satu hari, Imah mengirim pesan kepada saya.
"Bisa tolong cek tubuh Imah tidak? Imah rasa ada yang macam tak wajar dengan badan ini," pintanya.

Saya tanya dia merasakan seperti apa? Saya ingin dia jelaskan lebih detail.
"Bila tiba malam, Imah menjadi takut dan selalu nampak kelibat dalam kamar,"
"Badan rasa lemah dan selalu muntah lendir-lendir hijau," katanya.
Pada tahap awal, saya menasihatkannya untuk pergi menemui dokter di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Imah sudah lakukan semua itu. Dokter bilang semuanya normal,"
"Pernah juga lakukan pengobatan Islam di desa, tapi hasilnya seperti sekarang,"
"Badan Imah berat badannya berkurang dan wajah tirus," jelasnya.

Kemudian saya berkata pada dia, akan coba berusaha menolongnya semaksimal mungkin.
Imah lega dan setuju.
Pada hari yang dijanjikan, saya bersama dengan teman-teman dan dosen pergi mengunjungi Imah di rumahnya.

Ia tinggal bersama seorang teman serumahnya bernama Ina, bukan nama sebenarnya.
Sewaktu saya melangkah masuk ke kamar Imah, saya mencium bau sesuatu yang sangat tidak enak.
Baunya seperti bangkai.
"Kalian semua menghirup bau yang tak sedap?" tanya saya pada dosen dan kawan-kawan.

Mereka semua mengangguk. Waktu itu saya sudah merasa tidak enak hati.
Berbekal tawakal dalam diri, saya menghadap Imah dan mencoba memeriksa badannya.
Dimulai dengan lafaz bismillah, saya mencoba membaca ayat-ayat ruqyah.
Waktu itu tubuh Imah gemetar, kemudian bergoyang ke kiri dan ke kanan.

Lalu, tiba-tiba saja suara Imah berubah.
"Bapak mau ganggu aku ?!"
Saya tahu itu bukan suara Imah sebab Imah orang utara.
Saya membalas dengan menguatkan lagi bacaan ruqyah, hingga menyebabkan Imah menjerit.
"Panas! Panas! Diamlah kau !!"

Yang ada pada waktu itu semuanya menjadi diam, sunyi.
Masing-masing komat-kamit membaca ayatul kursi. Saya mencoba berbicara dengan Imah.
"Wahai makhluk yang di balik tubuh ini, apa maumu? Keluar kau musuh Allah. Keluar dari tubuh anak Adam ini!"

Kemudian Imah bersuara.
"Dia milik aku! Aku benci semua yang dia lakukan!" katanya.
"Apakah kau ingin keluar atau aku bakar kau!" jawabku tegas kepada makhluk itu.
Saya teruskan bacaan ruqyah, kondisi masih berlanjut sampai beberapa jam.

Makhluk dalam tubuh Imah masih juga kuat melawan.
Saya menguatkan lagi ruqyah dan sampai satu tingkat, makhluk itu akhirnya mengalah.
Imah kemudian memuntahkan serbuk-serbuk kaca, lendir kuning dan rambut.

Semua yang ada di situ pada malam itu melafazkan istighfar dan syukur karena makhluk itu sudah keluar.
Saya merasa ada seseorang yang tidak berada di dalam kamar itu, yaitu Ina.
Keesokannya Imah diberi libur istirahat. Minggu itu berlalu seperti biasa.
Seminggu sebelum Imah pergi menghadap Illahi, Imah pernah mengirim pesan kepada saya.
"Imah tahu siapa yang jadikan (guna-guna) Imah seperti ini,"

"Ina yang lakukan sebab sewaktu mengemas kamar, Imah tidak sengaja melihat satu catatan yang ada tulisan jampi-jampi dan di dalamnya tertera nama Imah,"
"Kemudian sebelum kalian semua datang untuk mengobati Imah waktu itu, Ina pernah bilang dia ingin keluar,"
"Dia bilang dia panas. Yang paling buat Imah terkejut adalah saat Ina mengumpulkan rambut, kuku dan barang pribadi Imah dalam satu wadah,"

"Kenapa dia buat Imah seperti ini? Apa salah Imah? Pantas sejak akhir-akhir ini Ina seperti kurang akrab lagi dengan Imah," kata Imah lewat pesan SMS-nya.
"Jangan fitnah dia. Kita tidak tahu hal sebenarnya," itu saja yang saya mampu balas.

Setelah beberapa bulan kemudian, Imah meninggal karena komplikasi di rahim dan buah pinggangnya.
Semoga arwah ditempatkan di kalangan orang yang beriman.

Note:
Zaman sekarang orang lebih suka cara halus untuk menjatuhkan orang lain.
Waspadalah buat perempuan di luar sana.

semoga kita terhindar dari fitnah - fitnah perbuatan syirik..

sumber : palembang.tribunnews.com

Iklan Atas Artikel