-->

Anak Lihat Ayah dan Ibu Kasar ke Kakeknya, yang Terjadi Selanjutnya Bikin Pria Ini Menangis !!


Redaksi Baca - Ayah adalah sosok di dalam keluarga yang digambar sebagai laki-kaki kuat, pelindung dan pemimpin bagi istri dan anak-anaknya.
Melalui tangan ayah pula, terbentuk anak-anak dengan karakter yang membanggakan.
Peran seorang ayah mendidik dan membesarkam anak tak bisa dianggap sepele.

Meski, keutamaan dan kelebihan seorang ibu jauh lebih tinggi.
Pengorbanan seorang ayah sangat besar. Dia rela mengurangi waktu istirahatnya demi mencari nafkah bagi keluarga.
Sudah sepantasnya, setelah ayah dalam keadaan tua dan sakit-sakitan, mendapat perlakuan yang pantas dari anak-anaknya.

Melalui kisah ini dapat diambil hikmah, tentang perlakuan anak terhadap ayahnya.
Sikap tersebut ternyata dilihat dan ditiru oleh anak keturunan kita.
Jika kita bersikap buruk terhadap orangtua, kemungkinan nanti kita juga akan diperlakukan tidak baik oleh anak-anak kita.
Dikutip dari islamidia.com, kisah ini memang sudah sering dibagikan.

Semoga dari cerita kali ini membuka pintu hati dan menyadarkan kita semua.
Begini kisah lengkapnya:
Sebuah kisah membuat hati setiap anak akan merasakan kesedihan karena kelakuannya terhadap orang tua sendiri.
Ada seorang pria tua yang sudah berumur memutuskan tinggal bersama dengan anak laki-laki sulungnya.

Anaknya tersebut sudah menikah dan mempunyai anak berusia lima tahun.
Pria tua tersebut karena sudah faktor usia, tangannya sering gemetaran, penglihatan sudah semakin kabur, jalannya sudah tidak kuat seperti dahulu.
Suatu malam, saat sedang makan malam bersama keluarga anaknya, pria tua tersebut menjatuhkan gelas susunya sehingga membuat meja makan menjadi sedikit berantakan.

Selain gelas susu, ia juga kesulitan makan karena tangannya sering gemetaran dan saat makan sedikit berantakan.
Apa yang terjadi ?
Menantu dan anak lelaki kandungnya agak merasa jengkel akibat kejadian tersebut.
Anak lelakinya berkata kepada istrinya "Karena kejadian tersebut kita harus melakukan sesuatu terhadap ayah."

Dan istrinya menjawab,
"Kita tidak punya stok susu yang banyak untuk selalu ditumpahkan. Ayah juga sering berisik saat makan. Aku capek membersihkan makanan yang berserakan di lantai seusai makan."
Dicapailah kesepakatan antara istri dan anak lelaki kakek tersebut.
Mereka akhirnya membuat sebuah meja makan yang kecil dan menempatkan di sudut ruangan tidak jauh dengan ruang makan keluarga.

Selain itu mereka berdua menyediakan gelas plastik, piring plastik untuk orang tuanya.
Hal ini dilakukan agar saat gelas jatuh tidak pecah.
Hari demi berhari berlalu di mana orangtua mereka menghabiskan waktu untuk makan di meja kecil tersebut bersama anak, menantu dan cucunya makan di meja utama keluarga.

Suatu waktu ketika makan malam, menantu dan anaknya melihat orangtua mereka sedang makan.
Terlihat jelas pria tua tersebut sedang kesedihan. Namun, apa yang terjadi.
Anak lelakinya berucap, tidak ada lagi gelas dan piring yang jatuh dan pecah.
Malampun telah larut. Di saat siang hari pada saat jam istirahat kerja, anak lelaki pria tua tersebut pulang dari kantor.

Dia melihat anaknya sendiri sedang sibuk bermain dengan mainan kebanyakan dari plastik seperti gelas, piring, sendok dan lain-lain.
Ia pun bertanya, Nak senang mainnya, apa yang sedang kamu kerjakan ?
Anak kecil 5 tahun merupakan cucu dari pria tua tersebut menjawab dengan polos.
"Piring sama gelasnya aku siapin dan berikan untuk papa dan mama saat aku sudah besar nanti."

Mendengar kata-kata dari anaknya sendiri, begitu menghujam pria tersebut.
Ia begitu sedih karena merasa bersalah kepada Ayahnya dan ia pun menangis.
Mulai hari itu, meja kecil untuk ayahnya disimpan.
Kemudian ia bersama istrinya meminta maaf kepada ayahnya karena memperlakukannya seperti orang lain di rumah mereka.

Sejak hari itu, ayahnya sudah berkumpul dan makan bersama di meja makan keluarga.
Bahkan ketika ayahnya menjatuhkan sendok, gelas sesekali atau makanan yang berserakan ia langsung membersihkan sendiri.
Sahabat, jadikanlah gambaran kisah tersebut sebagai renungan bagi pribadi sendiri.

Adalah sudah kewajiban setiap anak untuk memperlakukan orangtuanya baik Ibu atau Ayah dengan baik saat mereka berusia lanjut.
Ingatlah, saat kita masih kecil orang tua kita dengan tulus menjaga, merawat, memberi perhatian bahkan rela bertaruh nyawa demi anaknya tercinta.
Maka, janganlah sama sekali membuat hati orangtua bersedih karena perbuatan kita.

Sumber: renunganislam.com / bangka.tribunnews.com

Iklan Atas Artikel